Gowes Lover Nusantara

Mengenal Bagian-bagian atau Komponen Sepeda Gunung, Mountain Bike Anatomy!

Anatomi Sepeda MTB Montain Bike Bicycle Parts Avonturbike-com

Bingung dengan istilah-istilah teknis dalam dunia sepeda gunung? Di sini Avonturbike.com akan menguraikan ragam terminologi agar Anda lebih memahami apa yang sebenarnya dibicarakan oleh produsen sepeda maupun sesama pengendara MTB. Penasaran? Simak artikel ini sampai tuntas ya!

Buletin – Terminologi sepeda gunung terkadang membingungkan, dan seolah-olah memiliki istilahnya sendiri. Apa artinya, misalnya, suspensi Anda 'bottom out', dan apa itu 'braking bumps'? Apa sebenarnya perbedaan antara berbagai jenis sepeda gunung? Apa saja gaya bersepeda yang berbeda seperti bersepeda gunung lintas alam, bersepeda gunung trail, dan bersepeda gunung gravitasi? Dan masih banyak istilah teknis yang aneh untuk Anda pahami juga.

Seiring dengan pesatnya inovasi teknologi dalam dunia bersepeda, khususnya untuk medan yang menantang, setiap bagian sepeda gunung telah mengalami evolusi signifikan, baik dari segi material, desain, maupun fungsi. Pemahaman mendalam tentang komponen-komponen ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membantu pengendara dalam memilih, merawat, dan mengoptimalkan sepeda mereka untuk berbagai jenis petualangan di alam bebas.

Maka dari itu, mari kita telaah lebih dalam mengenai komponen-komponen penting yang membentuk sebuah sepeda gunung modern, melampaui sekadar dua roda, rangka, pedal, dan setang.

Artikel ini sudah diperbaharui sejak tanggal, 26/07/2025.

Memahami Anatomi Sepeda Gunung

Apa sebenarnya sepeda gunung itu? Sepeda gunung, atau mountain bike (MTB), adalah jenis sepeda khusus yang dirancang untuk menjelajah medan berat yang menantang. Desainnya dibuat agar tangguh menghadapi kontur terjal, permukaan tak rata, serta berbagai rintangan alam seperti bebatuan, akar pohon, dan jalan tanah. Aktivitas bersepeda gunung mencakup beragam gaya—mulai dari menuruni bukit (downhill), melintasi alam bebas (cross-country), hingga bersepeda santai di jalur setapak (trail riding).

Bagaimana dengan anatominya? Ciri khas dari sebuah sepeda ialah mencakup rangka yang kokoh (sering dilengkapi suspensi), ban lebar berpola agresif, dan rem yang tangguh untuk kendali optimal. Komponen utama meliputi rangka, garpu, roda, drivetrain (terdiri dari pedal, crankset, rantai, dan derailleur), stang, stem, sadel, tiang sadel, serta sistem pengereman.

A. Rangka Sepeda (Bicycles Frame)

Secara arsitektur dan konstruksi, rangka sepeda merupakan komponen utama yang menentukan geometri, karakteristik, dan kenyamanan berkendara, sekaligus menyediakan dukungan struktural bagi pengendara. Dengan kata lain, rangka adalah penghubung utama antara pesepeda dan sepeda, serta berperan krusial dalam memastikan stabilitas dan kendali selama perjalanan. Maka dari itu, rangka dapat dianggap sebagai bagian terpenting dari sepeda, karena menjadi fondasi tempat seluruh komponen lainnya dipasangkan.

Baca Juga: Sebutan Singkat atau Istilah dalam Seputar Dunia Bersepeda, Gowes

Selama bertahun-tahun, rangka sepeda telah berevolusi dari segi desain dan material. Saat ini, kebanyakan rangka dibuat dari paduan aluminium atau serat karbon, meski bahan lain seperti baja, titanium, dan paduan magnesium masih digunakan dan diminati oleh penggemar sepeda tertentu. Ukuran rangka pun bervariasi sesuai dengan jenis sepeda dan postur tubuh pengendara—dengan pilihan ukuran yang dirancang untuk mengakomodasi beragam kebutuhan dan preferensi pengguna.

Rangka sepeda bukan hanya sekadar penghubung antar komponen, tetapi juga terdiri dari sejumlah bagian esensial yang masing-masing menjalankan fungsi khusus. Secara umum, desain rangka sepeda modern mengadopsi bentuk berlian ganda, yang mencakup segitiga depan (top tube, down tube, seat tube, head tube) dan segitiga belakang (seat tube, seatstay, dan chainstay). Kita akan membahas masing-masing bagian rangka ini:.

  • Top Tube

Top tube adalah tabung horizontal atau semi-horizontal yang menghubungkan head tube dan seat tube. Dalam sejarah desain sepeda berlian yang dipatenkan oleh John Kemp Starley pada tahun 1885 di Inggris, top tube memainkan peran penting dalam membentuk struktur geometris dan fungsional sepeda.

Fungsi utama top tube adalah menyediakan kekakuan struktural, serta mendukung posisi pengendara saat berdiri di atas pedal. Panjangnya sangat memengaruhi postur berkendara dan jangkauan ke stang, dengan road bike rata-rata sepanjang 54 cm dan sepeda gunung sekitar 57 cm. Semakin panjang top tube, semakin condong dan agresif posisi pengendara; sebaliknya, top tube pendek mendukung postur tegak dan nyaman.

Top tube yang awalnya horizontal kini sering dirancang miring—terutama pada sepeda gunung dan road bike dengan konfigurasi 'compact' atau 'semi-compact', sesuai dengan sudut kemiringannya.

  • Head Tube

Head tube adalah tabung vertikal di bagian depan rangka yang menghubungkan top tube dan down tube, serta menjadi rumah bagi bearing dan fork steering. Komponen ini berfungsi sebagai titik pusat kendali sepeda, memungkinkan garpu dan roda depan berputar melalui sistem headset.

Selain sebagai elemen struktural, head tube juga menyerap guncangan dan meningkatkan kenyamanan berkendara, terutama pada medan berat. Panjangnya, yang berkisar antara 80 mm hingga 200 mm, memengaruhi tinggi stang dan posisi berkendara—semakin panjang head tube, semakin tegak posisi pengendara, namun bisa mengurangi responsivitas sepeda.

Materialnya bervariasi dari aluminium dan serat karbon (road bike) hingga baja atau titanium (sepeda gunung), tergantung pada kebutuhan dan gaya berkendara.

  • Down Tube

Down tube adalah tabung terbesar yang membentang dari head tube ke bottom bracket, yang berfungsi sebagai tulang punggung rangka dalam menopang berat pengendara. Pertama kali dikenali dalam publikasi pada akhir abad ke-19, down tube kini menjadi fokus utama dalam pengembangan kekuatan dan aerodinamika sepeda.

Bentuknya berbeda-beda, yakni lebih ramping dan aerodinamis pada road bike, serta lebih tebal dan kokoh pada sepeda gunung. Kekakuan dan bobot down tube sangat memengaruhi pengendalian dan efisiensi daya—semakin kaku, semakin optimal transfer energi dari pedal ke roda.

  • Seat Tube

Seat tube adalah tabung yang memanjang dari bottom bracket hingga ke bagian atas rangka tempat tiang sadel dipasang. Komponen ini menentukan tinggi dan sudut sadel, serta memengaruhi kenyamanan dan performa berkendara.

Ukuran seat tube umumnya dinyatakan dalam sentimeter (50–60 cm untuk sepeda jalan raya) dan sudut dalam derajat (72–74 derajat). Sudut dan panjang seat tube yang sesuai akan membantu pengendara menemukan posisi ideal untuk efisiensi kayuhan dan kenyamanan jangka panjang.

  • Seat Stay

Seat stay atau juga dapat ditulis seatstay terdiri dari dua tabung yang menghubungkan bagian atas seat tube ke dropout belakang, berfungsi sebagai penyangga tambahan bagi roda belakang. Komponen ini pertama kali diperkenalkan dalam terminologi pada tahun 1877 dan hingga kini dianggap penting dalam memberikan kenyamanan dan stabilitas berkendara.

Seatstay membantu meredam guncangan dan menjaga roda belakang tetap sejajar dan aman. Material yang digunakan umumnya adalah baja, aluminium, atau serat karbon, tergantung pada desain dan preferensi pengendara.

  • Chain Stay

Ini juga sering ditulis dengan Chainstay, adalah dua tabung paralel yang menghubungkan bottom bracket ke dropout roda belakang. Komponen ini berperan penting dalam mentransfer daya dari pedal ke roda belakang dan menjaga kestabilan rantai.

Panjang chainstay berpengaruh besar terhadap manuver dan traksi sepeda: semakin panjang chainstay, semakin stabil sepeda, sedangkan chainstay pendek menawarkan kemampuan manuver lebih tinggi. Rata-rata panjangnya berkisar antara 410–440 mm, tergantung pada jenis sepeda.

B. Stang (Handle Bar)

Stang merupakan komponen utama pengendali arah sepeda. Lebih dari sekadar alat kemudi, stang berperan penting dalam membentuk posisi tubuh dan kenyamanan pesepeda. Tersedia dalam berbagai dimensi, sudut kemiringan, dan desain—pemilihan jenis stang idealnya disesuaikan dengan postur dan preferensi masing-masing pengendara.

Penting: Bagian yang Anda genggam saat mengendarai sepeda disebut pegangan stang. Gaya dan kenyamanan genggaman sangat subjektif, setiap pesepeda punya selera masing-masing.

a) Jenis-jenis Stang

  1. Flat Bars: Umumnya digunakan pada sepeda gunung atau hybrid, memberi posisi berkendara yang tegak dan stabil.
  2. Drop Bars: Digunakan pada sepeda balap, dirancang untuk performa tinggi dan posisi aerodinamis dengan variasi posisi tangan.
  3. Cruiser Bars: Lebar dan melengkung, pas untuk perjalanan santai di rute yang tenang dan indah.

b) Kontrol Stang

Seluruh sistem kontrol terintegrasi di area (stang) ini—termasuk tuas transmisi, tuas rem, kontrol suspensi, bel sepeda, dan pegangan stang.

  • Handgrips

Merupakan pegangan berbahan karet atau material lain yang melapisi ujung stang, memberikan genggaman yang aman dan nyaman. Tekstur dan ketebalan handgrip sangat mempengaruhi kenyamanan dan kontrol, terutama saat berkendara dalam waktu lama atau pada kondisi basah.

  • Stem

Ini adalah bagian kokpit sepeda atau penyangga stang. Komponen ini yang menghubungkan handlebar dengan head tube pada garpu depan. Panjang dan sudut stem mempengaruhi jangkauan pengendara dan posisi tubuh. Stem yang lebih pendek membuat pengendalian lebih responsif, ideal untuk jalur teknis, sementara stem yang lebih panjang memberikan posisi yang lebih membungkuk dan efisien untuk tanjakan dan jalan datar.

  • Brake Lever

Sering disebut tuas rem, yang terletak di kedua sisi stang, memungkinkan pengendara untuk mengendalikan pengereman roda depan dan belakang. Posisi dan ergonomi tuas rem sangat penting untuk respons pengereman yang cepat dan nyaman. Maka dari itu, posisikan tuas rem dengan benar dan sesuaikan dengan kenyamaan Anda saat bersepeda, usahakan jari tangan dapat meraih tuas rem dengan mudah.

  • Shifter

Komponen ini sering dikenal dengan Grupsets dan juga disebut tuas atau pemicu, yang digunakan untuk memindahkan gigi transmisi, mengoperasikan front derailleur (FD) untuk gigi depan dan rear derailleur (RD) untuk gigi belakang. Jumlah kecepatan (speed) pada shifter bervariasi, umumnya 9 hingga 12 speed untuk RD dan 1 hingga 3 speed untuk FD pada sepeda gunung modern.

  • Bell

Meskipun sering dianggap opsional, bel adalah komponen keselamatan penting untuk memberi tahu pejalan kaki atau pengendara lain tentang keberadaan Anda. Di pasaran, bell tersedia dua macam, yaitu manual dan elektronik. Jadi, jika menggunakan bell manual, pilihlah suaranya yang agak keras.

C. Garpu Suspensi (Suspension Fork)

Secara terminologi, supension fork adalah komponen peredam kejut untuk kenyamanan dan kontrol dalam bersepeda (berkendara). Berdasarkan konstruksinya, garpu suspensi merupakan elemen penting pada sepeda gunung yang berfungsi meredam guncangan dari permukaan jalan yang tidak rata, meningkatkan kenyamanan, kontrol, dan traksi roda depan.

Fork tersedia dalam berbagai jenis dengan perbedaan pada travel (jarak pergerakan suspensi), mekanisme peredaman (coil spring, air spring), dan fitur-fitur penyetelan (rebound, compression lockout). Pemilihan fork yang tepat sangat bergantung pada jenis medan yang akan dihadapi. Fork dengan travel pendek (80-120mm) umumnya digunakan untuk XC dan trail ringan, sementara fork dengan travel panjang (140-180mm atau lebih) lebih cocok untuk enduro dan downhill.

D. Roda Sepeda (Bicycle Wheel)

Roda sepeda, dalam terminologi, merupakan landasan yang berputar. Secara umum, roda adalah komponen yang memungkinkan sepeda bergerak. Dengan kata lain, elemen yang menentukan stabilitas dan traksi sepeda gunung. Setiap roda sepeda terdiri dari beberapa bagian penting, diantaranya:

  • Tire

Ban luar yang terbuat dari karet dan bersentuhan langsung dengan permukaan tanah. Ukuran (diameter dan lebar) serta pola tapak ban sangat mempengaruhi traksi, rolling resistance (hambatan gelinding), dan kenyamanan. Ban dengan tapak kecil dan halus lebih efisien untuk jalan aspal, sementara ban dengan tapak lebar dan agresif memberikan cengkeraman yang lebih baik di medan off-road.

  • Rim

Ini biasa dikenal sebagai Velg, merupakan lingkaran logam yang menjadi tempat pemasangan ban. Material (biasanya aluminium atau karbon), lebar, dan profil rim mempengaruhi kekuatan, berat, dan aerodinamika roda.

  • Spokes

Ini artinya jari-jari, merupakan Batang-batang kawat yang menghubungkan hub dengan rim, memberikan kekuatan dan kekakuan pada roda. Jumlah, ketebalan, dan pola lacing (cara jari-jari dipasang) mempengaruhi kekuatan dan fleksibilitas roda.

  • Hub

Sering disebut as tengah, adalah bagian tengah roda yang menjadi tempat bearing (bantalan) dan memungkinkan roda berputar dengan lancar. Kualitas bearing sangat mempengaruhi efisiensi putaran roda. Hub juga menjadi tempat pemasangan cakram rem (disc brake) atau sprocket (pada roda belakang).

  • Master Dish Brake

Biasa disebut kapiler rem. Pada sistem rem cakram, kaliper adalah rumah bagi kampas rem dan mekanisme pendorong kampas untuk menjepit cakram saat pengereman.

  • Dish Brake

Atau juga disebut cakram, merupakan piringan logam yang terhubung langsung dengan hub roda. Ketika tuas rem ditekan, kaliper akan menjepit cakram dengan kampas rem, menghasilkan gesekan yang memperlambat atau menghentikan putaran roda. Rem cakram menawarkan daya pengereman yang lebih konsisten dan kuat, terutama dalam kondisi basah atau berlumpur, dibandingkan dengan rem konvensional (V-brake).

E. Drivetrain

Ini biasa dikenal dengan penggerak sepeda. Dalam sepeda gunung, drivetrain atau penggerak sepeda merupakan sistem yang berfungsi untuk mengubah tenaga kayuhan kaki menjadi gerakan roda. Komponen utama yang terdapat dalam sistem ini meliputi:

  • Pedals

Pijakan kaki yang memungkinkan pengendara memberikan tenaga kayuhan. Terdapat dua jenis utama: flat pedals (pedal datar) dan clipless pedals (pedal tanpa klip yang memerlukan sepatu khusus).

  • Crank Arm (Crankset)

Lengan yang menghubungkan pedal dengan chainring. Panjang crank arm mempengaruhi leverage dan ritme kayuhan.

  • Chain Ring (Sprocket Depan)

Gigi-gigi di bagian depan (biasanya 1 hingga 3 buah) yang terhubung dengan rantai. Ukuran chainring menentukan rasio gigi depan.

  • Chain (Rantai)

Komponen vital yang menghubungkan chainring depan dengan sprocket belakang, mentransfer tenaga kayuhan. Perawatan rantai yang baik (pelumasan dan pembersihan) sangat penting untuk kinerja transmisi yang optimal dan umur pakai yang panjang.

  • Front Derailleur (FD)

Komponen yang berfungsi memindahkan rantai antar chainring depan, memungkinkan pengendara memilih rasio gigi yang sesuai untuk tanjakan, turunan, atau jalan datar.

  • Rear Derailleur (RD)

Komponen yang berfungsi memindahkan rantai antar sprocket belakang (cassette), juga menjaga ketegangan rantai. Jumlah gigi pada cassette (misalnya 9, 10, 11, atau 12 speed) menentukan rentang rasio gigi belakang.

  • Idler Pulley (Jockey Wheel)

Roda gigi kecil pada RD yang membantu menjaga ketegangan rantai dan memandu pergerakannya saat perpindahan gigi.

*)Tips Merawat Drivetrain:
Pastikan rantai selalu dalam kondisi bersih dan terlumasi dengan baik untuk menghindari keausan dan gangguan saat berkendara.

Artikel Lain: Bareng Biker POLIJE Cycling Club Ikuti Ajang Funbike Radar Jember 2017 Edisi Happy

Penutup

Itulah berbagai komponen utama yang terdapat pada sepeda gunung dan fungsinya. Dengan memahami bagian-bagian ini, Anda bisa memilih dan merawat sepeda gunung dengan lebih baik.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih dalam tentang mountain bike anatomy! 🚴♂️

***

Salam Gowes..!

* * * 

No comments:

Powered by Blogger.